Social Icons

Pages

Minggu, 08 Agustus 2010

Cerpen_ku Pertama

DI ANTARA KALIAN

By : Sanyya Regina Delinda
Tet......tet.......tett....... bunyi bel sekolah terdengar melintasi pendengaranku , yang membuatku terhentak dari lamunanku. Semua murid melakukan rutinitas seperti biasa seperti ke kantin, warung mbokdhe, kopsis, atau mungkin anak-anak cowok yang lagi gila-gilanya main futsal dan mungkin apalah...
Yahh,,,sekarang ini memang jam istirahat, entah apa yang harus aku lakukan saat ini. Konsentrasiku berhamburan pada pelajaran matematika barusan. Hmm,,,gara-gara kejadian kemarin membuatku kehilangan pelajaran favoritku,,aku jadi rugi dong.....
Padahal enggak penting banget dehh.., tapi mungkin........., ahh jangan-jangan akuuuu.....tidaaaakkkkkk. “Woi sob!!! Ngelamun aje,entar kesambet lohh!!” muncul Lisa dari belakangku dengan gayanya yang sok kebetawian, mencoba mengagetkanku. “Yukk ke kantin, laper banget nih sampai-sampai perutku udah miscall-miscall dari tadi nih!! sergahnya. “Ihh males banget dehh, kecuali elo yang nraktir gue mau banget dehh”balasku singkat. “Enak aje loe, untung di elo rugi di gue dong”!!!. “Yaiyalah, manusia hidup kan cari untungnya,,tauu!!!”belaku tak kalah.
“ Ihhh yukk cepetan keburu masuk tuh!! Kata Lisa sambil menarik erat lenganku. “Eh!!apaan sih loe sakit tau, entar gue laporin elo ke komnas HAM biar elo dipenjara gara-gara nyabulin gue”. Hmm daripada gue ke kantin mendingan gue ke masjid buat nenangin otak gue yang mulai miring, (tp nggak segitunya kale).
****
Akhir-akhir ini gue jadi sering mikirin dia. Entah apa yang kurasakan ini memang dari dalam hatiku terdalam. Saat itu sedang ada pelajaran olahraga di kelasku. Pak guru sedang menerangkan pelajaran basket di lapangan basket sekolah. Dan tiba-tiba turun gerimis, tapi pak guru tetap saja menyuruh kami berhujan-hujanan. Saat kami praktik basket, tiba-tiba...........sreetttt..ttttt........Mona, teman sekelasku hampir jatuh karena terpeleset, tetapi dengan sigapnya dia berhasil menagkap tubuh Mona yang hampir terpelenting ke tanah.
Deg... !!! saat itulah aku mulai menyadarinya. Setelah kejadian yang menurutku itu sangat memalukan, mereka berdua sedang asyiknya melakukan gerakan passing dari ujung lapangan sampai ke tepi lapangan basket dengan canda tawa mereka yang membuatku begitu muaknya (tapi sebenarnya karena disuruh pak guru sih). Teman-temanku satu kelaspun menyorakinya dengan beragam tawa-tawa, senyum-senyum, dan dengan beberapa ledekan mereka.
Tanpa kusadari, tetesan air mataku pun tak bisa kubendung lagi, tanpa terasa air mata mulai membasahi pelupuk mataku. Tapi gue berusaha menghindarinya. Langsung gue berlari menuju ke kamar mandi dengan alasan mataku terkena debu, agar gue tak ketahuan teman-temanku.
“Dia”. Dia adalah salah satu temanku cowok di kelas. Namanya Rico, yahh....dia terkenal sebagai preman sekolah dikelasku. Dengan gayanya yang cuek dan penampilannya yang amburadul apalagi jika sedang kumpul dengan geng onarnya.
Bukan karena kejadian di lapangan basket saja, tapi banyak kejadian lainnya yang membuatku cemburu buta ( gue tak munafik ). Waktu gue dan teman-temanku lainnya sedang menonton film di layar proyektor kelas, muncul Rico dengan geng onarnya yang mulai meramaikan kelasku. Lalu diam-diam Rico mulai mendekati Mona yang saat itu sedang duduk sendiri di bangku. Teman-temanku pun bersorak-sorai melihat mereka begitu mesranya. Bukan karena kemesraanya sih, tapi karena Mona itu anaknya pendiam dan pemalu gitu jadi nihil banget jika seeorang seperti dia menyukai cewek seperti Mona yang sama sekali tak kami sangka.
“De...!!! woii, sadar dong!!! (bentak Lisa tiba-tiba membuatku kaget saja). Tiba-tiba teman-temanku satu kelaspun menertawaiku. “Eh ada apaan sih emangnya ada yang lucu” bentakku. “Loe itu nggak nyadar ya, suruh ngerjakan soal fisika tuh di papan tulis,” bisiknya. “What.....!!!!! apa...gue...!!! sial, gue sama sekali tak mengerti soal apaan nih. “Deara!!, cepat kerjakan soal nomor satu dipapan tulis”, bentak guruku yang super killer. “Hmmm, daripada gue entar dibunuh langsung saja gue maju ke depan (tapi nggak segitunya kale).
“Aduhh,,,gila.. soal apa nih!!! gue nggak tahu sama sekali”, gara-gara melamun gue jadi nggak memperhatikan nih, gerutuku. “Tiba-tiba suara bel terdengar dari telingaku, menandakan jam pelajaran telah habis”. “Hmm,, hampir saja jurus pengawutanku akan aku keluarkan, tapi....yess gue selamat!!! Congratz!!!
Meskipun sudah jam pulang sekolah tetapi masih banyak murid-murid yang pada nunggring di kelas, entah mungkin sedang merencanakan nge_date, malmingan, atau apalah, hmm...anak muda sekarang.
Seperti biasanya teman-temanku cewek pada nongkrong di depan kelas. Sedang ngomongin buat ngedate dengan cowoknya mungkin. Guepun jadi bengong sendiri, untuk yang liatin cuma mereka berlima, soalnya yang lain sudah pada pulang. “Woii!!ngelamun aja loe dari tadi, bikin gue jadi ill feel dech”, kata Lisa nyeruduk.
“Eh, entar malam elo ada acara ke mana?? Nggak nge_date?? upss,,,gue lupa kalau sekarang elo lagi jomblo ya!!!, hahahaha teman-temanku yang lain juga ikut menertawaiku. Pantas saja mereka menertawaiku, bukan karena gue barusan putus tapi karena sampai duduk di bangku SMA ini pun gue belum pernah merasakan apa yang namanya pacaran itu.
“Sorry bro, kita cuma bercanda doang kok”, kata Sinta yang merasa tak enak hati kepadaku. Kita pasti akan bantu elo kok sampai loe dapat, pokoknya sekarang elo tenang aja kita kan sobat sejati yang takkan pernah terpisahkan dan saling membantu satu sama lain, ya kan???? Tapi kita heran juga sih sama elo, sebenarnya elo itu nggak jelek-jelek amat sih, lumayan manis tapi lebih miripan sama Mak Ijah, tukang sayur di komplek depan, hahaha... tawa teman-temanku yang lain. “Ihh, enak aja elo, sama aja dong ngeledekin gue”, gerutuku.
“Daripada elo nyomblangin gue lagi kayak dulu, lebih baik elo ngawinin kambing gue aja tuhh”, timpalku galak. Berapa banyak mereka nyomblangin gue dengan seseorang pastinya (bukan kambing) tapi tak satupun yang aku terima, bukan karena gue jual mahal, tapi karena gue merasa tak cocok dan cinta sejati itu pastinya muncul dari hati yang terdalam, bukan karena dipaksakan, Iya kan.....!!!!!!!!!!!!!!
Memang betul sih gue merasa agak tidak PD sekarang ini karena hanya gue yang jomblo diantara teman-temanku. Tapi mungkin gue memang belum berjodoh sekarang ini. “Sob!!!!gue duluan ya, soalnya gue mau ke aula ada kumpulan anak-anak mading tuh!!, kalian pulang aja dulu, okey dahh!!!(sambil kupercepat langkah kakiku menuju aula seolah)
“Lohh...kok sepi banget sih, anak-anak pada ke mana jangan-jangan.........hmmmm pantesan gue ketingglan. Brakkkkk!!!!!!! Tiba-tiba muncul Kak Jonathan, ketua mading kita. “Hmmm maaf Kak Joe, aku terlambat tapi lain kali aku pasti akan datang tepat waktu, maaf ya Kak..aku janji deh”, kataku tak enak hati. “Ohh itu, nggak masalak kok tadi kita cuma diskusi aja tentang koper sekolah kita”, balasnya.
“Ehh.... entar malam kamu ada acara nggak!!!!timpalnya kemudian. “Nggak, memangnya kenapa Kak??? “Emm... kamu mau nggak ngedate sama aku entar malam????katanya to the point. “Hahhh ngedate....!!!!!!kataku kaget tak percaya. “Yaudahlah nggak apa-apa”. “Okey,,,, gue tunggu jam tujuh di cafe “BB”, oh iya jangan sampai lupa ya, sampai ketemu entar!!!, balasnya sambil melangkahkan kaki pergi.
Tumben banget ya, jarang-jarang Kak Joe ngajak gue ngedate paling-paling dia ngajak gue makan di kantin. Tapi tak apalah buat ngisi malmingan gue entar daripada jalan-jalan sendiri di mal. Lagipula buat nenangin jiwaku yang akhir-akhir ini sering diganggu oleh setan yang suka mencuri hatiku ini. Sekarang ini gue bertekad untuk melupakan dia, berusaha menghapus pikiranku dan segala angan-anganku darinya. Karena hatiku ini sudah terlanjur tersakiti meskipun dia bukan siapa-siapa gue. Yang membuat konsentrasiku berantakan saat ini.
****
Malam minggu pukul 19.30 di cafe “BB”........................... “Maaf ya Kak, aku terlambat soalnya tadi macet banget di jalan”, kataku polos. “Yaampun De, nggak apa-apa kali nggak usah merasa bersalah gitu, Cuma setengah jam doang”, balasnya, yang membuatku merasa terpesona dengan ucapannya barusan. Kupandang mata coklat dan sebuah senyuman mempesona yang melintas di mataku, membuatku baru tersadar akan ketampanan kak Joe.
Malampun semakin larut, sampai-sampai gue tak sadar karena kita berdua begitu asyiknya mengobrol dan saling bercanda tawa. “ Ehhh....De, malam ini kamu cantik banget deh, apalagi kalau kamu sedang tersenyum, tambah manis deh!!!, katanya tiba-tiba. “Aduh kak Joe nggak usah memuji begitu aku biasa saja kali”, kataku sedikit salting. “Suerrr deh, aku nggak bohong”, lanjutnya yang membuat pipiku semakin memerah.
“E...eee...eeee,,,kamu mau nggak jadi pacarku”, katanya tiba-tiba membuat mataku terbelalak tak percaya. “Apa.....kak Joe nembak gue, nggak mungkin banget deh kayaknya, dia kan seorang ketua osis yang begitu disegani murid-murid, lagipula banyak cewek yang naksir dia”, batinku. “Hahahahahha..., tawaku kecil, kakak bercanda kan????? “Loh memangnya aku kelihatan bohong ya? nggak deh suer aku tulus cinta sama kamu, sejak pertama kamu ikutan ekskul mading.
“Aku nggak bohong De”, ucapnya sungguh-sungguh. Ternyata selama ini Kak Joe suka sama gue. “Tapi Kak, aku menganggap kamu layaknya kakakku sendiri, kita sudah berteman baik sejak dulu, aku nggak nyangka kalau kakak suka aku. Tapi... aku butuh waktu kak, untuk menjawab ini. “Oke De, nggak masalah kok, kamu pikir-pikir aja dulu”, ucapnya bijaksana. “Ehh ya De, aku mau ke kamar mandi bentar ya, tunggu aku disini ya”, katanya sambil melangkahkan kaki ke luar.
Suara dentaman lagu “Rindu Setengah Mati” terdengar samar-samar ditelingaku. Membuat malam ini semakin dingin saja, kutengokkan kepalaku ke belakang melihat pertunjukkan musik itu. “Srett...............loh itukan Rico kok dia bisa ada disini, lagian dari tadi gue enggak liat dia apa mungkin gue yang enggak nyadar ya, soalnya mejaku paling belakang sih. Tapi gue heran, tumben dia manggung disini biasanya di atrium dengan musicnya yang rock atau sejenis itulah, hmm tau-taunya ngeslow di cafe.
Ahh lupain dia...... “De, kamu disini juga ya!!!sendiri aja nih”, kata Rico yang tiba-tiba muncul dari belakangku. “Eh elo, bikin gue kaget saja btw tumben banget elo disini”, jawabku pura-pura nggak tau. “Aduhh nih anak kapan turunnya tiba-tiba muncul gitu aja, pake aku-kamu lagi biasanya gue-elo gitu”, batinku.
“Mumpung kamu lagi disini, aku pengen bicara sama kamu De”, !!katanya tiba-tiba sambil duduk di depanku. “Sebenarnya aku pengen ngomong ini sama kamu dari dulu, tapi aku kira kamu nggak suka”. “Emm, aku suka sama kamu De, sejak pertama kita bertemu waktu MOS itu”, ucapnya langsung to the point. “Aku nggak mau berbasa-bagi lagi De, kamu tau aku orangnya seperti ini, bukan orang yang romantis tapi aku sungguh cinta sama kamu apa adanya”.
“Aku tau......kamu juga sayang sama aku kan??? Waktu itu pas dilapangan basket, aku tau kamu nangis gara-gara liat aku berduaan dengan Mona”, kata-katanya yang menbuatku semakin tak percaya. “Hahh....enggak kok waktu itu mataku cuma kena debu”, kataku sedikit gagap. “Udahlah De, aku tau semuanya yang kamu sembunyikan dariku, kamu nggak usah bohong deh”. Sebenarnya bukan maksudku membuatmu sakit hati, tapi karena aku berusaha menjauh dari kamu karena aku berfikir kamu nggak suka aku. Tapi ternyata tidak.............,kata Rico sambil menggenggam erat tanganku.
“Air mataku yang tak bisa kubendung lagi dan mulai membasahi pipiku yang membuatku tak bisa berbicara sepatah katapun”. Disaat aku mencoba melupakanmu tapi kamu malah datang padaku. Tapi kali ini kamu terlambat Ric, aku merasa tak enak hati dengan Jonathan yang begitu baik padaku selama ini. Lagipula jika aku menolak Joe dengan alasan aku lebih mencintai kamu itu bukan pilihanku.
“Tiba-tiba Kak Joe datang, rico pun langsung melepaskan genggamannya dariku”. “Aku duluan ya De,”katanya sambil melangkahkan kaki keluar. “Lohh De, kenapa kamu menangis, maaf ya kamu kelamaan nungguin aku ya”, kata kak Joe. “Eh,,,enggak kok mungkin cuma iritasi doang entar juga sembuh sendiri”, balasku. “Yaudah kalau begitu aku anterin kamu pulang sekarang ya, udah malam enggak baik buat kamu, lagian udah malam entar kamu dicariin lagi”, ucapnya sambil memegang lenganku.
Akupun semakin bingung, apa yang terjadi dalam diriku ini sungguh membuatku bimbang. Aku tak mungkin menolak Joe dengan alasan seperti itu, aku telah menganggap layaknya kakakku sendiri. Sambil kulihat bintang-bintang bertebaran dari jendela kamarku.
Setelah kejadian itu aku telah memilih untuk tidak menerima keduanya. Karena aku lebih menganggap kak Joe sebagai kakakku sendiri yang selalu aku sayangi. Dan Rico sebagai sobatku yang selalu menemaniku saat aku senang maupun sedih. Aku telah merelakannya bersama Mona, temanku. Semoga aku ikhlas dengan semua itu. Ini memang jalan takdir yang telah ditentukan Tuhan. Mungkin aku akan mendapatkan yang lebih baik dari mereka suatu saat nanti. Terimakasih Tuhan, engkau telah memberikan jalan yang terbaik bagiku.

THE END

1 komentar:

  1. Cerpenku yg ini kayaknya tidak begitu memuaskan!!
    semoga kalian suka!!!
    hahaha.... piye loe mksude..

    BalasHapus

 

Sample text

Sample Text

Welc0me to my Website...Sun^_^

Sample Text

Assalamualaikum wr. wb.