Social Icons

Pages

Sabtu, 18 September 2010

Cerpen_ku 2

BAYANGMU  YANG  MENGHILANG....
oleh : Sanyya Regina Delinda
“Ma......!!!!!, Velent berangkat dulu yahh !!!!! Dahh... !!!! Assalamualaikum”, kataku terburu-buru sambil melangkahkan kaki keluar rumah dan tak lupa melahap sepotong roti yang terhidang di meja makan. “Waalaikumsalam !!!! hati-hati yah sayang”, balas mama sambil melambaikan tangan menuntun kepergianku. Hari ini begitu sialnya aku, setelah begadang semalaman menyelesaikan tugas-tugas mading sekolah ditambah lagi banyaknya ulangan di kelasku.
Pancaran terik mentari tak menghentikan langkahku menuju tempat yang aku tuju. Hembusan angin pagi seakan hilang ditelan kebisingan kota,  apalagi suara angkutan-angkutan umum yang mulai memekakkan kedua telingaku.
Aku mulai berlari kecil menuju ke halte, depan blok rumahku. Karena pagi ini Rendy sudah berangkat duluan ke sekolah dan yang lebih sialnya lagi papa berangkat lebih awal dari biasanya,  karena ada meeting di kantornya.
“Aduhh..!!!! sialan..!!!!! udah jam tujuh kurang sepuluh menit nih !!! lama banget sih bisnya”, gerutuku sambil mondar-mandir tak tentu arah. Apa jangan-jangan sopir bisnya udah tahu lagi,,, kalau aku bangun kesiangan, jadi dia sengaja menunda keberangkatannya. “Arrrgghhhhh tidaakkkkk!!!!!!!!!!”.
Tampak asap kendaraan  yang mengepul dihadapanku, dan akhirnya ada juga bis yang datang. Langsung kulangkahkan kakiku masuk ke dalam bis tanpa berbasa-basi lagi.                “Degg......!!! aku baru ingat pesan mama kalau harus menaiki bis jurusan Banyu Biru yang searah dengan sekolahku.
Baru pertama kalinya aku naik bis umum seperti ini apalagi aku tak mengerti bagaimana cara membayar, apakah harus membayar langsung kepada kernetnya ataukah pada waktu turun dari bis. Hmmm, jangan sampai aku salah memilih bis, aku tak mau kalau pengalaman pertamaku naik bis jadi gagal.                                                                                                                                                                                      Sesaknya ruangan di dalam bis ini membuatku enggan menanyakannya. Tapi apa boleh buat  daripada aku kesasar entar malah jadi berabe kan!! “Pak Kernet !!! emmm....ehh apa bis ini melewati SMA Harapan Bangsa??”, tanyaku sedikit linglung. “Haa..ha...haa....”, para penumpang pun juga ikut menertawakanku. “Hufftt,,,, apa sih salahku sampai-sampai ditertawakan seperti ini, lebih baik bertanya kan  daripada sesat dijalan ?”.
Akhirnya aku mendapatkan bis yang kedua kalinya tanpa harus menunggu berlama-lama. Kutajamkan mataku ke sebuah tulisan yang menempel di belakang bis itu “Banyu Biru”, dan tak salah lagi ini memang bis yang aku tuju.
Tet.......tet.......tett....!!!!!!!!!!!!!  terdengar bunyi bel sekolah yang melintasi di pendengaranku. Aku langsung berlari menuju ke halaman sekolahku, tapi....”sreetttt..!!!!, Pak Satpam keburu menutup pintu gerbangnya, padahal aku hanya berjarak dua meter dari pintu.
“Pak !!! bukain pintunya dong !!!!!! perhitungan banget ..... masak bapak enggak kasian sih kalau aku baru saja ketinggalan bis”, gerutuku memelas. (sebenarnya sih bukan ketinggalan, lebih tepatnya kesasar tapi malu dong entar malah dikirain blo’on)
Akhirnya Pak Satpam mau membukakan pintu gerbang karena wajahku yang mulai memelas. “Braakkkkk!!!! Kubuka pintu kelasku, dan terlihat semua murid yang duduk dengan rapinya mengerjakan soal ulangan , mungin karena takut memandang sorotan mata dari Mr. Killer yang tak pernah mengalihkan pandangannya dari mereka. Berbagai tawa mereka meledak seketika melihatku dan membuatku jadi linglung. Rambut panjangku yang lusuh tergerai, keringatku yang bercucuran kemana-mana, apalagi seragam sekolahku yang tampak lusuh dan berantakan.
“Emm....... maaf  Pak tadi saya eh...eh... kena macet di jalan jadi saya terlambat, tapi cuma lima menit doang kan Pak !!! he...hee “, kataku mencari-cari alasan.
Setelah bel tanda beristirahat .........................                                                                                         “Ren !!!! yuk ke kantin”, kataku pada Rendy yang kebetulan kelas kami bersebelahan. Rendy adalah sobat sejatiku saat kita masih duduk di bangku SMP, tapi setelah SMA dia memilihku menjadi kekasihnya. Dia sangat menyayangiku, begitupun aku juga sangat sayang padanya sebagai cinta pertamaku.
“Vel....!!!!! akhir-akhir ini kita jarang banget deh jalan bareng, bukannya aku menghalangi kamu untuk jadi penulis tapi berangkat sekolah pun kita juga enggak seperti dulu, katanya to the point. Setelah SMA ini, aku memang menjadi salah satu penulis majalah bulanan sekolahku. Tak jarang pula aku mengarang cerpen-cerpen yang kemudian aku kirimkan ke redaksi majalah, meskipun tak jarang pula tulisanku hanya dimuat di majalah Horison.                                          “Maafkan aku Ren, tapi aku enggak bisa ninggalin duniaku ini, tapi aku janji akan selalu meluangkan waktu untukmu”, balasku sungguh-sungguh.
****
Hari Minggu pun tiba. Aku berencana akan jalan-jalan ke mall bersama Rena, teman sekelasku karena hari ini Rendy sedang ada latihan basket di sekolah, jadi....... aku harus memakluminya.  Setelah seharian nonton bioskop dan shoping-shoping mengitari mall akhirnya kami sepakat untuk pulang.
Tetapi sesampai di depan sebuah restaurant yang cukup ramai, Rena mengatakan kepadaku bahwa dia melihat seorang cowok yang mirip dengan Rendy dan dia sedang asyik makan bersama cewek lain. Tapi setelah aku melihatnya sendiri, aku tak melihat seorang yang katanya mirip dengan Rendy itu. Lagipula aku juga tak percaya, karena hari ini dia ada latihan di sekolah dan meskipun dia tidak latihan aku percaya bahwa Rendy selalu menyayangiku, dan takkan pernah menduakanku.
Keesokan harinya di kantin sekolah....                                                                                                         Aku dan Rendy bersama dengan teman sekelasnya, namanya Sindi. Mereka berdua begitu akrab membahas tentang tugas makalahnya di kelas. Aku hanya bisa diam karena tak tahu apa yang mereka bahas (daripada kelihatan linglung dan enggak nyambung, mendingan diam saja).  
Setelah pulang sekolah aku melihat Rendy jalan berdua dengan Sindi. Aku hanya bersikap biasa saja karena mereka hanyalah teman sekelas. Kubuang jauh-jauh pikiranku yang kotor itu. Mungkin dia kesepian karena akhir-akhir ini aku sering sibuk mempersiapkan lomba mading di luar kota. Dan mungkin dia membutuhkan seseorang untuk diajak curhat.
*****
Begitu senangnya aku hari ini. Karena lomba mading sudah usai dan alhamdullilah SMA kami mendapat peringkat ke 2 se-Provinsi. Lain dari itu, sekarang aku jadi lebih bebas menikmati dunia ini tanpa disibukkan oleh pekerjaan apapun.
Tiba-tiba Rina menelefonku. Dia ingin membahas sesuatu  yang sangat penting katanya. Diapun langsung ke rumahku dan tanpa dikomando langsung bergegas menuju ke kamarku. “Vel !!! katanya tiba-tiba, membuatku kaget. “Apaan sih Ren, bikin kaget aja”, bentakku.
Sebetulnya aku tak mau cerita soal ini, tapi aku kasian sama kamu Vel”, sambungnya. “Emangnya ada apaan sih, jelasin dong?”, jawabku semangat. Emm.. pada waktu kamu enggak masuk sekolah, aku sering lihat Rendy sama teman ceweknya. Kukira hanyalah teman biasa, tetapi pada waktu aku nonton pertandingan basket sekolah kita dengan SMU Merdeka, aku lihat cewek itu begitu menyemangati Rendy. Dan yang lebih parahnya lagi setelah Rendy berhasil mencetak gol, cewek itu langsung memeluknya erat. Meskipun murid-murid seantero sekolah memandanginya, kata Rena membuat mataku terbelalak. “Dan yang membuatku tak percaya bahwa Rendi membalasnya dengan mencium pipinya meskipun banyak murid yang bersorak-sorai”, tambahnya.
Aku begitu kecewa setelah mendengar kata terakhir Rena. Ada rasa tak percaya dengan semua kata-kata Rena. Tapi mana mungkin dia membohongiku. Aku tahu sorotan matanya yang sungguh-sungguh terhadapku.
Butir-butir air dikelopak mataku sudah tak bisa kubendung lagi. Rasa sedih, kecewa, bercampur dengan emosi, itulah yang ada dibenakku saat ini. Aku begitu kecewa dengan Rendy. Teganya dia selingkuh dibelakangku saat aku berjuang keras membanggakan sekolah kita.
Aku tak tahu harus berkata apa. Jalinan asmara yang telah kami bina, kandas sudah dengan alasannya yang tak bermutu. Kesepian...... itulah kata-kata terakhirnya di SMS. Rasa emosiku, ingin segera membunuhnya esok di sekolaah (gag segitunya kale!!!!!!!). Aku ingin menamparkannya keras dan mempermalukannya di depan semua murid.
****
Pagi harinya di sekolah.........
Seluruh materi pelajaran hari ini sukses tak dapat aku serap di otakku. Ingin rasanya sepulang sekolah nanti menghajarnya. Tapi aku tak bisa. Karena kulihat sosok Rendy lewat dihadapanku dengan cewek itu menaiki motornya.
 Aku mengucak mataku berkali-kali. Dan ternyata aku tak bermimpi. Ternyata dia juga berani selingkuh dihadapanku. Aku yakin dia melihatku, melihat akan ketidak berdayaanku di sini. Padahal selama ini perasaan burukku tentangnya telah aku buang jauh-jauh. Ternyata aku salah tentangmu.
                Brakkkkkk !!!!!!!!!!!!!!! seketika tubuhnya menggelepar karena dorongan kuat otot-ototku yang telah aku latih sejak jauh kemarin. Aku menjadi lebih emosi setelah melihat wajahnya yang beringsutan itu. Kekuatan kedua tangan ku menjadi lebih  kuat dibanding hari-hari biasanya. Segala amarahku yang telah aku pendam akhirnya tiba juga pembalasannya.
                Kurelakan membolos pelajaran pertamaku untuk ini. Meskipun puluhan mata menatapiku, tapi kuacuhkan semua. Tanpa berbasa-basi aku langsung berlari meninggalkan lapangan basket, meskipun dibelakang sana Rendy meminta maaf kepadaku. Tapi semua itu terlalu kurang bagiku. Aku takkan pernah memaafkannya sekalipun dia terjun ke laut.
*****
Tetesan air hujan mulai membasahi tubuhku. Malam ini begitu dingin, sampai-sampai tak terasa denyut nadiku. Tak kuacuhkan butiran bening air hujan yang mulai membasahiku. Segala penatku harus hilang malam ini. Semua bayangmu harus segera hilang dari hatiku.
Kuhentikan langkah kakiku menuju ke sebuah tepi sungai. Kupandangi bayanganku di atas air. Kuteringat semua tentangmu. Ragamu...Bayangmu... dan seluruh angan tentangmu. Sehingga aku sadar, bahwa Tuhan memberikan jalan yang terbaik untukku dan untuknya. Sekarang aku akan melupakanmu dan semua kenangan tentang masa lalu kita. Mungkin Tuhan akan memberikan seseorang yang lebih baik darimu. Esok hari nanti.....
Mungkin  inilah puisi terakhirku untukmu......
            Hati ini terasa begitu sesak
                Melihat bayangmu dengannya
                Hanya luka dan sesal
                Yang kau balaskan untukku
                Seluruh pengorbananku tega kau sia-siakan
                Kau lebih memilih dengan dirinya
                Dan meninggalkanku sendiri....
                Tergelepar di tengah kegelapan
                Dan sepi...............
                Karena bayangmu.....yang mulai menghilang.......
             
                                                

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Sample text

Sample Text

Welc0me to my Website...Sun^_^

Sample Text

Assalamualaikum wr. wb.